Asal Usul Telaga Sarangan | Cerita Rakyat Jawa Timur
Asal Usul Telaga Sarangan | Cerita Rakyat Jawa Timur Dahulu, dikaki Gunung Lawu. Hiduplah sepasang suami istri yang hingga usia senja belum memiliki keturunan. Setiap hari hanya satu yang mereka minta
kepada sang pencipta yaitu segera
diberikan seorang anak.
Pasangan suami istri ini bernama
kepada sang pencipta yaitu segera
diberikan seorang anak.
Pasangan suami istri ini bernama
Ki Pasir dan Nyi Pasir.
Dalam kesehariannya, mereka hanya berkebun di ladang
dan berburu binatang untuk mencukupi kebutuhan hidup.Hingga suatu hari
datanglah kabar yang menggembirakan,
Nyi Pasir akhirnya mengandung.
Mereka berdua sangat bahagia.
Serasa semesta mendukung
dan mengabulkan permintaan mereka selama ini.
Setelah Nyi Pasir mengandung selama 9 bulan,
lahirlah anak laki-laki yang kemudian diberi nama
Joko Lelung.
dan mengabulkan permintaan mereka selama ini.
Setelah Nyi Pasir mengandung selama 9 bulan,
lahirlah anak laki-laki yang kemudian diberi nama
Joko Lelung.
Asal Usul Telaga Sarangan | Cerita Rakyat Jawa Timur
Lengkaplah sudah kebahagiaan mereka
sebagai pasangan suami istri.
Singkat cerita Joko Lelung telah tumbuh menjadi
seorang anak yang cerdas dan cekatan.
Namun sayangnya dia jarang berada di rumah.
sebagai pasangan suami istri.
Singkat cerita Joko Lelung telah tumbuh menjadi
seorang anak yang cerdas dan cekatan.
Namun sayangnya dia jarang berada di rumah.
Joko Lelung suka berkelana ke berbagai tempat baru
yang belum pernah dia datangi.
Joko Lelung juga mengolah ilmu kebatinan
dengan bersemedi.
Joko Lelung hanya sesekali mampir ke rumah
kemudian esoknya pergi lagi entah kemana.
Kian hari tubuh Ki Pasir mulai terlihat lemah.
Dia berharap anaknya Joko Lelung pulang
dan membantunya bekerja diladang.
Namun harapan itu hanya dipendam oleh Ki Pasir
dan dia pun memilih untuk bersemedi didalam goa.
Ki Pasir menginginkan supaya tubuhnya yang
dan membantunya bekerja diladang.
Namun harapan itu hanya dipendam oleh Ki Pasir
dan dia pun memilih untuk bersemedi didalam goa.
Ki Pasir menginginkan supaya tubuhnya yang
sudah lemah ini bisa menjadi kuat
dan kembali sehat serta memiliki umur yang panjang
melebihi manusia biasa.
Tak disangka-sangka dalam semedinya
Ki Pasir mendapatkan sebuah wangsit.
Dan menemukan sebuah telur yang sangat besar.
Dia diharuskan memakan telur tersebut.
Agar keinginannya untuk abadi dan kuat bisa terwujud.
Selepas dari semedinya,
Ki Pasir mencari arti dari wangsit itu
Hingga tubuhnya semakin renta
sampai-sampai dia lupa dengan wangsit
yang pernah dia dapat dahulu.
Suatu ketika sepulang dari ladang.
Dia tak sengaja melihat sebuah benda bulat
dibawah pohon tua.
Benda itu seperti telur.
Namun memiliki ukuran yang lebih besar
dari pada biasanya.
Dia teringat dengan wangsit
yang menuntunnya menuju keabadian.
Namun memiliki ukuran yang lebih besar
dari pada biasanya.
Dia teringat dengan wangsit
yang menuntunnya menuju keabadian.
Dia terlihat sangat bahagia
dan berniat memakan telur itu setibanya dirumah nanti.
Keesokan harinya Ki Pasir memasak telur itu.
Menggantikan istrinya yang sudah lebih dulu berangkat
ke hutan untuk mencari kayu bakar.
Ki Pasir kemudian membagi telur menjadi dua.
Setengah untuknya
dan setengah lagi untuk Nyi Pasir.
Usai kenyang menyantap telur,
berangkatlah Ki Pasir menuju ladangnya.
Suasana begitu cerah, Ki pasir sangat bahagia.
Asal Usul Telaga Sarangan | Cerita Rakyat Jawa Timur
Dia merasa dapat menyatu dengan alam.
Alam pun seakan melukiskan keindahannya
yang tak terbatas untuk Ki Pasir.
Dia merasa tubuhnya menjadi lebih segar dan kuat,
serasa puluhan tahun lebih muda dari sekarang.
Alam pun seakan melukiskan keindahannya
yang tak terbatas untuk Ki Pasir.
Dia merasa tubuhnya menjadi lebih segar dan kuat,
serasa puluhan tahun lebih muda dari sekarang.
Tiba-tiba kepala Ki Pasir terasa sangat pening.
Sekujur tubuh mulai gatal-gatal.
Semakin Ki Pasir menggaruk,
semakin mengelupas pula kulitnya
dan dari bekas luka itu mengeluarkan uap yang panas.
Ki Pasir pun panik
dan segera mencari mata air terdekat untuk berendam
agar panas dan gatal ditubuhnya mereda.
Kulitnya mulai berubah sehingga terlihat seperti
sisik hewan yang menyeramkan dan menakutkan.
Setelah menemukan mata air
dia segera berlari dan merendam tubuhnya disana.
Ditempat lain Nyi Pasir telah sampai dirumah
dengan membawa cukup banyak kayu bakar dari hutan.
Ketika ingin masuk Rumah,
dia melihat ada makanan didekatnya.
dia segera berlari dan merendam tubuhnya disana.
Ditempat lain Nyi Pasir telah sampai dirumah
dengan membawa cukup banyak kayu bakar dari hutan.
Ketika ingin masuk Rumah,
dia melihat ada makanan didekatnya.
Dia pun akhirnya memakan separuh telur itu.
Sesaat setelah makan ,
Nyi Pasir mengalami hal yang sama
tubuhnya gatal dan panas.
Dia pun panik dan menyusul suaminya ke ladang
untuk meminta bantuan.
Namun dia tak dapat menemukan suaminya di ladang.
Nyi Pasir berusaha memanggil-manggil Ki Pasir
akan tetapi tidak ada jawaban.
Dia sudah tidak kuat.
Nyi pasir pun menjari sumber air disekitar ladang
untuk merendam tubuhnya
sambil mencari keberadaan Ki Pasir saat ini.
Sayup sayup dari arah mata air
terdengar suara gemuruh.
Seakan terdapat makhluk besar
yang mengamuk di mata air itu.
Nyi Pasir penasaran
terdengar suara gemuruh.
Seakan terdapat makhluk besar
yang mengamuk di mata air itu.
Nyi Pasir penasaran
dan mencoba melihatnya dari balik semak.
Nyi Pasir terkejut,
seekor ular naga raksasa yang
tengah berenang mengamuk di dalam mata air.
namun dia merasa jika ular besar itu
adalah perwujudan suaminya.
Ditengah kepanikannya
Nyi Pasir terperosok dan berguling didekat mata air.
Dalam sekejap badan Nyi Pasir juga berubah
menjadi seekor naga yang kemudian masuk
dalam mata air menyusul suaminya.
Didalam air, naga Nyi Pasir mencari suaminya.
Dia melampiaskan amarah
karena telah merubahnya menjadi wujud ular.
Naga Ki Pasir pun juga naik Pitam.
Dia juga tidak terima jika berubah wujud.
Naga Ki Pasir merasa jika saat ini
alam semesta telah mengutuknya.
Dia pun mengajak naga Nyi Pasir untuk menenggalamkan
Gunung Lawu dengan cara membuat pusaran air yang besar.
Tanah disekitar sumber air itu longsor.
Semakin besar dan semakin dalam.
alam semesta telah mengutuknya.
Dia pun mengajak naga Nyi Pasir untuk menenggalamkan
Gunung Lawu dengan cara membuat pusaran air yang besar.
Tanah disekitar sumber air itu longsor.
Semakin besar dan semakin dalam.
Airnya pun seakan bertambah banyak dan jika dibiarkan
maka Gunung Lawu akan segera tenggelam.
Seketika itu Joko Lelung yang pulang dari semedinya
mengetahui jika bencana yang sedang terjadi sekarang
disebabkan oleh kedua orang tuanya
yang telah berubah menjadi naga
serta memiliki niatan yang buruk.
Maka segeralah Joko Lelung bersila
dan memanjatkan doa.
Dia berdoa agar alam semesta menundukkan
kedua ular naga raksasa itu.
Tiba-tiba kedua naga perwujudan
dari Ki Pasir dan Nyi Pasir itu
bercahaya dan menjadi lebih tenang.
dan memanjatkan doa.
Dia berdoa agar alam semesta menundukkan
kedua ular naga raksasa itu.
Tiba-tiba kedua naga perwujudan
dari Ki Pasir dan Nyi Pasir itu
bercahaya dan menjadi lebih tenang.
Merekapun akhirnya moksa didalam perairan tersebut.
Joko Lelung pun sedih
ditinggal kedua orang tuanya.
Bekas dari amukan kedua naga raksasa itu
membentuk seperti sebuah telaga
dengan pulau kecil ditengahnya.
Untuk mengenang kebaikan kedua orang tuanya
tempat itu akhirnya diberikan nama yaitu
Telaga Pasir
atau sekarang disebut sebagai
Telaga Sarangan.
Disclamer:
Penulis adalah seorang pemerhati pendidikan anak-anak di indoneisa. Semua tulisan dan isi dalam website bloggerbanyumas.com ini adalah dirangkum, diambil, di copy dari berbagai sumber di dunia internet. Tulisan dan konten yang terdapat dalam website ini BUKAN hak cipta dari
penulis bloggerbanyumas.com. Jika ada tulisan atau isi konten yang tidak sesuai dan melanggar hak cipta, silahkan hubungi penulis agar segera dihapus. Terima Kasih. jangan lupa share ke yang lain yah semoga bisa menghibur dan menambah wawasan.