Cerbung Guru Killer Itu Kekasihku Part 11
Bloggerbanyumas.com – Cerbung Guru Killer Itu Kekasihku Pletak! Pak Rey menyentil dahi Keyra hingga membuat Keyra meringis dan segera membuka matanya.
“Aww sakit, pak!” ringis Keyra menyentuh jidatnya.
“Lagian ngapain kamu merem-merem begitu? Mikir apa kamu? Jangan bilang kamu mengira saya…” ucapan pak Rey langsung di potong oleh Keyra.
“Ng-nggak ko, saya gak ngira bapak mau cium saya, mata saya cuma kelilipan tadi,” sahut Keyra gugup.
Pftt’
“Mencium? Kapan saya bilang begitu? Jangan bilang kamu mengira saya mau mencium kamu key!” ucap pak Rey bener-bener membuat Keyra terohok dan semakin bertambah malu.
“I-itu, bukan begitu pak maksudnya,” Keyra bener-bener kehabisan kata-kata.
“Hm, tidak apa-apa. Saya hanya mengambil ini dari rambut kamu,” ucap pak Rey sambil menunjukkan seutus benang berwarna merah.
‘Jadi semua hanya itu? Dasar benang si4lan’, Keyra mengumpat di dalam hatinya.
“Keyra!” ucap pak Rey membuyarkan lamunan Keyra.
“Ya, pak?” sahut Keyra.
“Nanti kamu pulang sekolah sama siapa?” tanya pak Rey
“Belum tau pak, kalo Mamah gk jemput kayanya nebeng sama temen atau naik taxi,” sahut Keyra
“Jangan sama Andre!”
“Kenapa, pak?”
“Nggak boleh!”
Keyra hanya mengernyitkan alisnya, pak Rey bener-bener membuatnya bingung.
“Ya, pak,” sahut Keyra
“Saya serius, Key!” ucap pak Rey menekankan kalimatnya
“Saya juga serius pak, saya nanti pulang nggak bareng Andre, dia juga ada latihan basket hari ini.” sahut Keyra
“Jadi, kalo dia tidak latihan basket, kamu mau pulang bareng dia?”
“Ya bukan gitu juga pak, lagian Andre nggak keberatan ko anterin saya pulang,” ucap Keyra sengaja membuat pak Rey panas.
“KEYRA!” ucap pak Rey
“Becanda pak, tapi masa iya saya pulang jalan kaki, atau bapak mau anterin saya?” tanya Keyra asal bicara.
“Oke, saya akan antar kamu pulang!”
Deg! Apa-apaan? Keyra kan cuma becanda tadi.
“Pak, bapak bercanda kan?” tanya Keyra tak percaya.
“Saya serius Keyra, nanti saya yang akan antar kamu pulang!” ucap pak Rey dengan raut wajah meyakinkan.
“Kenapa? Kamu tidak mau?” tanya pak Rey lagi.
“Bu-bukan begitu pak, saya mau ko,” sahut Keyra.
“Ya sudah, kamu bisa kembali ke kelas,”
“Iya, pak.”
“Key,” ujar pak Rey lagi
“Iya, pak Kenapa?”
“Ingat nanti pulang sekolah tunggu saya dulu!”
“Iya, pak,” sahut Keyra di iringi dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya sebelum ia kemudian melenggang pergi keluar dari ruangan pak Rey.
Manis sekali. Bener-bener manis. Membuat pak Rey hampir kehilangan kewarasannya.
____
Sudah lebih dari satu jam sejak Keyra pergi ke ruangan pak Rey. Kini ia sudah kembali ke kelasnya.
“Key, lo sebenernya ngapain sih di ruangan pak Rey betah bener?” tanya Livy dengan nada yang terdengar sedang menggoda Keyra.
“Paan sih lo, gue di suruh periksa ulangan kita tadi.” sahut Keyra sewot.
“Ah, yang bener Key? Terus gimana nilai gue Key?” tanya Livy penasaran.
“Lo tenang, nilai lo aman ko.” ucap Keyra.
“Kyaaaa,” Livy berteriak dengan begitu antusias.
Keyra yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.
Bel pulang sekolah pun berbunyi…
Koridor sekolah…
“Key, lo pulang sama siapa? Mau gue anterin pulang dulu nggak?” tawar Andre.
“Nggak usah Ndre, lagian Lo kan ada latihan basket hari ini,” tolak Keyra.
“Masih ada waktu ko, gue masih bisa anterin lo.” ucap Andre lagi bersikeras.
“Ekhmmm!” suara deheman itu sontak membuat Keyra dan Andre menoleh. Mereka berdua tampak kaget siapa yang kini berada di belakang mereka dengan tatapan horornya. Sejak kapan dia di sini?
“Ngapain masih di sini? Tidak pulang kalian?” tanya pak Rey dengan ketus. Memperingatkan Keyra tentang janjinya, untuk pulang bersamanya.
“Ini mau pulang ko, pak,” sahut Keyra.
“Ndre gue di jemput nyokap, jadi lo nggak usah anterin gue, tuh temen-temen lo juga udah pada nunggu.” ucap Key tentu saja berbohong.
“Yaudah Key, kalo gitu gue kesana dulu ya, bye!” ucap Andre lalu mengahmpiri teman-temannya. Andre melambaikan tangannya kepada Keyra dan tanpa sadar Key membalasnya tanpa menyadari tatapan pria yang berada di sampingnya sudah semakin menghunus.
“Udah acara perpisahan nya?” sindir pak Rey. Sontak membuat Keyra menurunkan tangannya.
“Berlebihan sekali,” ucap pak Rey mengerutu
“Ck, apa sih pak biasa aja ko.” Keyra mencebikan bibirnya kesal.
Pak Rey tidak menjawab dan malah membuang mukanya. Cemburu? Sudah pasti, iya.
“Pak, udah ngambeknya?” sindir Keyra
“Ngambek? Siapa yang ngambek? saya? Yang benar saja,” protes pak Rey tidak terima dengan tuduhan dari Keyra. Walau sebenarnya memang iya, namun pak Rey terlalu gengsi untuk mengakuinya.
“Saya hanya tidak suka,” sahut pak Rey lagi.
“Sudah lah, kamu tidak akan mengerti, kamu tunggu di parkiran! Saya ambil tas dulu di ruangan saya,” ucap pak Rey kemudian melenggang pergi meninggalkan Keyra di parkiran.