Cerbung Guru Killer Itu Kekasihku Part 2

Cerbung Guru Killer Itu Kekasihku Part 2 1

Cerbung Guru Killer Itu Kekasihku Part 2

Bloggerbanyumas.com – Kring..kring

“Baiklah karena sudah jam istirahat kalian semua boleh keluar,” ucap pak Rey.

Semua murid di kelas berhamburan keluar menuju kantin.

“Key, ke kantin yuk?” ajak Livy.

Cerbung Guru Killer Itu Kekasihku Part 2 2

“Nggak deh lo aja,” sahut Keyra.

“Yaudah, eh lo mau nitip minum gak?”

“Boleh, seperti biasa ya.”

Sementara pak Rey masih belum meninggalkan kelas.

“Pak boleh saya dan Meli yang bantu rapikan?” tawar Putri dengan suara yang terdengar ganjen di telinga Keyra.

“Ya sudah boleh.” sahut pak Rey dengan suara lembut.

“Ck.” Keyra berdecak

“Oh iya pak mau saya bawakan sekalian bukunya?” tanya Putri sok imut.

“Tidak usah, terimakasih.” tolak pak Rey.

Keyra merasa muak dan memutuskan pergi keluar kelas. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti.

“Key, tunggu!” ujar pak Rey. Keyra berbaik menoleh ke arah pak Rey yang kini menatapnya.

“Saya pak?” tanya Key seperti orang bodoh sembari menunjuk dirinya sendiri.

“Ck. Iya kamu! Memangnya ada orang lain yang bernama Key selain kamu?” tanya pak Rey berdecak sembari menatap Key tajam.

“Ya, nggak ada pak!” 

“Yaudah makannya! kemari kamu!” titahnya.

Meski kesal Keyra tetap melangkah mendekati pak Rey.

“Kamu ikut saya keruangan saya! Tolong kamu bawa buku-buku ini.” Titah pak Rey lagi.

“Ck!” Keyra berdecak kesal di dalam hatinya.

“Kenapa bengong? Ayo ikut saya.” ajak pak Rey.

“I–iya pak!” sahut Keyra serya berjalan mengikuti langkah pak Rey.

Terlihat Putri dan juga Meli menatap Keyra sengit karena pak Rey lebih memilih keyra.

Keyra dan pak Rey kini sudah tiba di ruangan pak Rey.

“Taruh buku itu di sana.” Titah pak Rey.

“Iya pak!” jawab Keyra seraya meletakan buku itu di meja pak Rey.

“Kamu boleh keluar.” ucapnya dengan ketus. Alih-alih terimakasih pak Rey malah langsung mengusirnya.

Keyra hendak pergi namun tiba-tiba pak Rey memanggilnya lagi.

“Key, tunggu dulu!” suara bariton itu membuat Keyra menghentikan langkahnya.

“Tolong buatkan saya kopi!” titahnya lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *