KISAH CERITA ABU NAWAS MENGERJAI SEORANG PERTAPA
Assalamualaikum semuanya semoga Allahsenantiasa memberikan keberkahan kepada kita semuanya amin ya robbal alamin diceritakan ada seorang Petapa suci yang ingin menyadarkan Abu Nawas akan tingkah konyolnya menurut dia Apa yang dilakukan Abu Nawas tidaklah mencerminkan manusia yang memiliki etika moral kesopanan dia juga
ingin menunjukkan bahwa keyakinan yang dianutnya selalu mengedepankan etika normal kesopanan tujuan si Pertapa Suci melakukan hal itu tidak lain dan tidak bukan supaya Abu Nawas tertarik dan mengikuti keyakinannya maka berangkatlah si Pertapa Suci ke rumah Abu Nawas Sesampainya di sana ia langsung mengetuk pintu rumahnya tatkala Abu Nawas membukanya ia terkejut melihat seorang Pertapa Suci datang berkunjung lalu Abu Nawas
mempersilahkan
masuk dan menanyakan maksud tujuan
kedatangannya
si Pertapa Suci secara terang-terangan
mengatakan bahwa dirinya ingin mengajari
Abu Nawas tentang etika norma kesopanan
dalam bermasyarakat
masuk dan menanyakan maksud tujuan
kedatangannya
si Pertapa Suci secara terang-terangan
mengatakan bahwa dirinya ingin mengajari
Abu Nawas tentang etika norma kesopanan
dalam bermasyarakat
wahai Abu Nawas di dalam agama saya
penuh dengan cinta kasih dan memuliakan
orang lain adalah suatu keharusan kata
si Pertapa suci
begini Tuan meskipun saya seorang muslim
saya tetap akan menghormati keyakinan
anda dan saya tetap akan memuliakan anda
sebagai tamu saya balas Abu Nawas
rupanya di sepanjang obrolannya si
Pertapa Suci tak henti-hentinya
mendoktrin Abu Nawas untuk ikut ke dalam
keyakinannya
melihat gelagat seperti itu Abu Nawas
malah menggunakan kesempatan tersebut
untuk mengerjai si betapa Suci tentunya
dengan cara yang konyol
Bagaimana kalau kita makan dulu tawar
Abu Nawas Oh itu itu yang bagus saya
juga sudah lapar balas betapa suci
Abu Nawas lalu
membawakan dua piring
kosong dan satu nampan yang berisi dua
daging dimana kedua daging tersebut yang
satu berukuran kecil dan satunya lagi
berukuran besar kemudian Abu Nawas
memberikan piring kosong untuk bertapa
suci dan untuk dirinya setelah itu Abu
Nawas mengambilkan daging kecil ditaruh
di piringnya si Pertapa Suci Sedangkan
kosong dan satu nampan yang berisi dua
daging dimana kedua daging tersebut yang
satu berukuran kecil dan satunya lagi
berukuran besar kemudian Abu Nawas
memberikan piring kosong untuk bertapa
suci dan untuk dirinya setelah itu Abu
Nawas mengambilkan daging kecil ditaruh
di piringnya si Pertapa Suci Sedangkan
untuk dirinya adalah daging yang besar
bukan begitu cara yang benar wahai Abu
Nawas itu tidak sopan dan tidak beretika
tutur si Pertapa suci
berarti caraku ini salah tanya Abu Nawas
berpura-pura
Iya Abu Nawas itulah tujuanku ke sini
untuk mengajarimu Bagaimana cara yang
benar menghormati seorang tamu jawab
Pertapa suci
Oh begitu ya Balas Abu Nawas sambil
mengembalikan kedua dagingnya ke nampan
boleh aku bertanya apa yang kau lakukan
jika kau menjadi aku tanya Abu Nawas
begini caranya Abu Nawas aku akan
mengambilkan daging yang besar untukmu
kata si Pertapa suci
Abu Nawas pun mengambil daging besar dan
ditaruh di piringnya sendiri
lalu aku
akan mengambil daging yang
kecil untuk diriku sendiri batasi
Pertapa Suci melanjutkan
Abu Nawas mengambil daging yang kecil
dan menaruhnya di piring bertapa suci
ini Silahkan dimakan ucap Abu Nawas
menyodorkan sementara Abu Nawas langsung
memakan daging besar yang berada di
piringnya si Pertapa Suci terpaksa hanya
mendapatkan daging kecil untuk
kecil untuk diriku sendiri batasi
Pertapa Suci melanjutkan
Abu Nawas mengambil daging yang kecil
dan menaruhnya di piring bertapa suci
ini Silahkan dimakan ucap Abu Nawas
menyodorkan sementara Abu Nawas langsung
memakan daging besar yang berada di
piringnya si Pertapa Suci terpaksa hanya
mendapatkan daging kecil untuk
dimakannya setelah selesai makan Abu
Nawas berkata
Bukankah hasilnya sama saja dengan yang
aku lakukan di awal tadi celetuk Abu
Nawas tak lama Abu Nawas kembali berkata
Apakah kau tahu tata cara makan tanya
Abu Nawas
Oh itu sangat mudah pertama saya
memanjatkan syukur atas rezeki yang aku
dapatkan
setelah itu aku memakannya dengan
perlahan serta mengunyahnya dengan mulut
tertutup jawab Pertapa suci
yang kamu lakukan itu salah balas Abu
Nawas
kenapa Salah itu sudah sesuai etika dan
norma cara menghormati sebuah makanan
ujar Pertapa Suci tidak terima
jelas saja itu salah harusnya kamu
teliti dulu apakah makanan yang kamu
dapatkan dari cara yang halal atau cara
yang haram bila kamu memakan makanan
yang haram dengan 1000 adab sekalipun
maka itu tidak akan
memberi manfaat sama
sekali makanan haram justru akan
menyebabkan hatimu menjadi hitam jelas
Abu Nawas
merasa dirinya malah dipermainkan Abu
Nawas si Pertapa Suci akhirnya pamit
pulang dan pergi meninggalkan rumah Abu
Nawas
sekali makanan haram justru akan
menyebabkan hatimu menjadi hitam jelas
Abu Nawas
merasa dirinya malah dipermainkan Abu
Nawas si Pertapa Suci akhirnya pamit
pulang dan pergi meninggalkan rumah Abu
Nawas
cerita berikutnya
Nabi Isa adalah seorang nabi yang
terkenal zuhud Dan lemah lembut dalam
berperilaku
perkataannya yang selalu menyejukkan
membuat orang-orang mencintainya pernah
suatu kali dalam suatu perjalanan Nabi
Isa dan murid-muridnya melihat seekor
Bangkai anjing orang-orang yang
bersamanya seketika menutup hidung dan
berkata
bangkai ini baunya busuk sekali Namun
beda dengan Nabi Isa beliau justru
memuliakan hewan bangkai tersebut
Lihatlah giginya bersih dan putih sekali
tentu saja hal ini membuat
murid-muridnya merasa heran kenapa
engkau berkata demikian tanya mereka
manusia berkata sesuai dengan apa yang
dipikirannya jawab Nabi Isa
begitu bersih dan lembutnya hati Nabi
Isa sampai kepada seekor bangkai saja
beliau memandang dari segi kebaikannya
wajar bila pada zamannya banyak orang
yang ingin menemaninya karena ingin
mendapatkan keberkahan namun untuk bisa
menemani Nabi Isa beliau tidak
sembarangan memilih orang orang tersebut
haruslah suhu dan sabar bila tidak
demikian maka Nabi Isa tidak ragu lagi
meninggalkannya
pernah suatu
kali Nabi Isa bertemu
seseorang yang baru dikenalnya orang
tersebut berkeinginan mendampingi Nabi
Isa dalam pengembaraannya Nabi Isa tidak
keberatan beliau mempersilahkan orang
itu untuk ikut bersamanya dengan membawa
bekal tiga Potong Roti Nabi Isa dan
orang tersebut memulai pengembaraannya
setelah menempuh perjalanan cukup lama
mereka lalu memutuskan untuk istirahat
di tepi sungai
seseorang yang baru dikenalnya orang
tersebut berkeinginan mendampingi Nabi
Isa dalam pengembaraannya Nabi Isa tidak
keberatan beliau mempersilahkan orang
itu untuk ikut bersamanya dengan membawa
bekal tiga Potong Roti Nabi Isa dan
orang tersebut memulai pengembaraannya
setelah menempuh perjalanan cukup lama
mereka lalu memutuskan untuk istirahat
di tepi sungai
bekal tiga Potong Roti yang di bawahnya
kemudian dimakan bersama-sama
masing-masing memakan sepotong dan
tersisa satu Potong Roti setelah Nabi
Isa selesai makan Kemudian beliau
bangkit untuk mengambil air minum di
sungai
disaat itulah teman barunya memanfaatkan
untuk memakan roti yang ketiga dan
ketika Nabi Isa kembali beliau tidak
menemukan roti yang ketiga
mana roti yang ketiga tanya Nabi Isa
Aku tidak tahu jawab temannya
berpura-pura Nabi Isa tahu teman barunya
itu sudah mulai berani berbohong tapi
kali ini beliau sengaja membiarkannya
mereka
berdua pun meneruskan perjalanan
tidak lama kemudian sampailah mereka di
tepi hutan di sana mereka menjumpai
seekor rusa dengan dua anaknya lalu Nabi
Isa menunjuk ke salah satu anak rusa dan
anak rusa itu segera berlari ke arahnya
anak rusa tersebut kemudian disembelih
dan dimasak dan dimakan bersama kawan
barunya
setelah selesai makan Nabi Isa
mengumpulkan sisa tulang belulang dari
hewan rusa yang dimakannya
tidak lama kemudian sampailah mereka di
tepi hutan di sana mereka menjumpai
seekor rusa dengan dua anaknya lalu Nabi
Isa menunjuk ke salah satu anak rusa dan
anak rusa itu segera berlari ke arahnya
anak rusa tersebut kemudian disembelih
dan dimasak dan dimakan bersama kawan
barunya
setelah selesai makan Nabi Isa
mengumpulkan sisa tulang belulang dari
hewan rusa yang dimakannya
dengan izin Allah bangunlah engkau kata
Nabi Isa
seketika binatang rusa itu langsung
terbangun dan hidup kembali seperti
sedia kala melihat hal yang demikian
tercenganglah kawan Nabi Isa
Subhanallah ucapnya
keajaiban yang ditunjukkan Nabi Isa
kepada kawannya sebagai teguran bahwa
beliau tidak bisa dibohongi dan berharap
agar kawannya mau berkata jujur demi
Allah yang telah memperlihatkan tanda
kebesarannya padamu sehingga membuat
engkau takjub kini aku bertanya kepadamu
sekali lagi
KISAH CERITA ABU NAWAS MENGERJAI SEORANG PERTAPA
siapa yang menyimpan roti
yang ketiga tanya Nabi Isa kepada
kawannya
akan tetapi kawan barunya itu masih saja
tidak mau mengakuinya
Aku tidak tahu untuk kesekian kalinya
Nabi Isa masih membiarkan orang tersebut
dengan kebohongannya mereka berdua pun
melanjutkan perjalanan hingga akhirnya
sampailah mereka di sebuah daerah yang
sepi lalu mereka duduk untuk
beristirahat
yang ketiga tanya Nabi Isa kepada
kawannya
akan tetapi kawan barunya itu masih saja
tidak mau mengakuinya
Aku tidak tahu untuk kesekian kalinya
Nabi Isa masih membiarkan orang tersebut
dengan kebohongannya mereka berdua pun
melanjutkan perjalanan hingga akhirnya
sampailah mereka di sebuah daerah yang
sepi lalu mereka duduk untuk
beristirahat
di saat itulah Nabi Isa kembali
menunjukkan mukjizatnya
beliau mengumpulkan tanah dengan
genggaman tangannya dan berkata
dengan kehendak Allah Tanah ini berubah
menjadi emas dan tanah itu pun berubah
menjadi emas
Nabi Isa membagi emas menjadi 3 bagian
lalu Beliau berkata kepada kawannya
Mas ini aku bagi menjadi tiga sepertiga
adalah bagianku yang sepertiga adalah
bagianmu dan sepertiga lainnya adalah
untuk orang yang mengambil roti karena
tergiur dengan emas yang akan didapatkan
lebih banyak
barulah kawan barunya itu
mengaku
wahai nabiyullah Akulah orangnya yang
telah mengambil roti ketiga mendengar
pengakuan yang demikian tanpa berpikir
panjang Nabi Isa menyerahkan seluruh
batangan emas kepada kawan barunya
karena beliau tidak mau berteman dengan
pengkhianat yang punya sifat tamak
mengaku
wahai nabiyullah Akulah orangnya yang
telah mengambil roti ketiga mendengar
pengakuan yang demikian tanpa berpikir
panjang Nabi Isa menyerahkan seluruh
batangan emas kepada kawan barunya
karena beliau tidak mau berteman dengan
pengkhianat yang punya sifat tamak
kepada harta dan dunia kemudian Nabi Isa
berjalan pergi meninggalkannya
sementara orang itu masih duduk sendiri
dan senang dengan kekayaan yang
diperoleh tidak lama berselang muncul
dua pencuri menghampirinya Mereka ingin
membunuh dan mengambil emasnya
orang tersebut berkata Mengapa kau
hendak membunuhku Mari kita bagi emas
ini untuk tidak bertiga dua pencuri itu
pun akhirnya setuju karena merasa lapar
mereka memutuskan menyuruh salah satu
pencuri membeli makanan di kampung
terdekat
setelah salah satu pencuri itu pergi
kawan Nabi Isa dan satu pencuri yang
bersamanya mempunyai rencana jahat kita
Bunuh saja dia supaya emasnya hanya
dibagi untuk kita berdua usul salah satu
dari mereka
ternyata usulan tersebut langsung
disetujui
sementara pencuri yang disuruh membeli
makanan juga mempunyai rencana yang sama
jahatnya Ia memasukkan racun ke dalam
makanan yang akan diberikan kepada
mereka berdua dengan begitu ia bisa
mendapatkan semua emasnya
ketika Si
Pencuri kembali dengan membawa
makanan Ia pun langsung diserang dan
makanan Ia pun langsung diserang dan
dibunuh oleh kedua temannya setelah
selesai membunuhnya kedua orang tersebut
Lalu menyantap makanan yang telah
dicampur dengan racun tidak lama
kemudian kedua orang itu pun ikut
meninggal
Beberapa hari kemudian Nabi Isa kembali
melewati tempat itu bersama
sahabat-sahabatnya
selesai membunuhnya kedua orang tersebut
Lalu menyantap makanan yang telah
dicampur dengan racun tidak lama
kemudian kedua orang itu pun ikut
meninggal
Beberapa hari kemudian Nabi Isa kembali
melewati tempat itu bersama
sahabat-sahabatnya
seketika beliau terkejut karena melihat
ada tiga mayat tergeletak di samping
tumpukan emas yang dulu ia berikan
Nabi Isa lalu berkata kepada
sahabat-sahabatnya ini adalah apa yang
terjadi pada mereka yang rakus dengan
harta duniawi jadi berhati-hatilah kata
Nabi Isa menasehati sahabat-sahabatnya
kisah ini terdapat dalam kitab Dilan Al
dunia karya Abu Bakar Ibnu Abi Al dunia
cerita berikutnya
Raja Harun Al Rasyid tak henti-hentinya
mengerjai Abu Nawas namun ia selalu
lolos dari perangkapnya yang ada malah
Baginda Raja sendiri yang menanggung
kekalahan
kalaulah beradu otak pasti Abu Nawas
yang akan menang dan raja
Tahu betul
kecerdasan dan kecerdikan Abu Nawas sang
raja pun mempunyai ide untuk mengalahkan
Abu Nawas yaitu dengan mengajaknya lomba
memanah karena lomba tersebut yang
dibutuhkan adalah keahlian bukan
kecerdasan otak maka dipanggillah Abu
Nawas ke istana singkat cerita datanglah
Abu Nawas menghadap Baginda Raja ada
gerangan apa Paduka memanggil hamba
tanya Abu Nawas
kecerdasan dan kecerdikan Abu Nawas sang
raja pun mempunyai ide untuk mengalahkan
Abu Nawas yaitu dengan mengajaknya lomba
memanah karena lomba tersebut yang
dibutuhkan adalah keahlian bukan
kecerdasan otak maka dipanggillah Abu
Nawas ke istana singkat cerita datanglah
Abu Nawas menghadap Baginda Raja ada
gerangan apa Paduka memanggil hamba
tanya Abu Nawas
aku akan menantang lomba memanah Abu
Nawas Apakah kamu berani tanya Baginda
Raja
tapi Paduka saya kan tidak pandai
memanah jawab Abu Nawas
jangan khawatir Abu Nawas kalau kamu
berhasil kamu akan mendapatkan hadiah
besar rayu Baginda Raja
mendengar iming-iming hadiah besar
membuat Abu Nawas tergiur baik Paduka
saya ikut sahut Abu Nawas
nah begitu dong tapi lomba ini ada
peraturannya Abu Nawas kamu hanya boleh
memanah satu kali dan harus tepat
mengenai sasaran kalau kamu berhasil
kamu akan membawa hadiah besar tapi
kalau kamu gagal Kamu harus pulang
dengan jalan merangkak jelas
Baginda
Raja
Waduh saya masuk perangkap sang raja nih
sudah tahu kalau saya tak pandai memanah
tapi dipaksa ikut lomba memanah batin
Abu Nawas dalam hati
disaat Abu Nawas kebingungan Baginda
Raja berkata Hai Abu Nawas Kenapa kamu
bingung ada hadiah besar menantimu hayo
kita mulai saja permainannya ajak
Raja
Waduh saya masuk perangkap sang raja nih
sudah tahu kalau saya tak pandai memanah
tapi dipaksa ikut lomba memanah batin
Abu Nawas dalam hati
disaat Abu Nawas kebingungan Baginda
Raja berkata Hai Abu Nawas Kenapa kamu
bingung ada hadiah besar menantimu hayo
kita mulai saja permainannya ajak
Baginda Raja kemudian Baginda Raja dan
Abu Nawas berjalan ke tengah lapangan
giliran pertama adalah Baginda Raja ia
mengambil busur dan anak panah dengan
penuh perhitungan Baginda Raja
melesatkan anak panah aksinya ini hampir
tepat mengenai sasaran anak panah
tersebut hanya menancap di pinggiran
sekarang tibalah giliran Abu Nawas Ia
pun berpikir keras agar lepas dari
jebakan sang raja
dengan hati berdebar Abu Nawas mengambil
busur dan anak panah otaknya terus
berputar mencari cara supaya dirinya
tidak dipermalukan oleh sang raja
akhirnya dengan memantapkan hati Abu
Nawas mulai membidik sasaran saat ia
memanah sudah bisa ditebak anak panah
melesat jauh dari sasaran melihat itu
Baginda Raja pun tertawa kamu kalah Abu
Nawas aku yang menang teriaknya
kegirangan namun dengan kecerdikannya
Abu Nawas berkata Tunggu dulu Paduka itu
tadi saya sedang mencontohkan gaya
memanah Tuan menteri
Abu Nawas lalu kembali mengambil anak
panah ia membidiknya dan
mulai memanah
untuk kedua kalinya anak panah masih
juga melesat jauh dari sasaran tapi
sebelum Baginda berteriak kegirangan Abu
Nawas mencela duluan
demikianlah gaya Tuan Walikota memanah
Baginda Raja menjadi tidak sabar dengan
aksi Abu Nawas ini ia pun berteriak Hai
Abu Nawas mana gaya memanahmu dengan
santainya Abu Nawas menjawab tenang
Paduka yang mulia gaya hamba tentu lebih
baik
Abu Nawas lalu kembali mengambil sebuah
anak panah ia membidik dan mulai memanah
untuk ketiga kalinya anak panahnya
melesat makin jauh dari sasaran Abu
Nawas kembali berteriak itu tadi gaya
untuk kedua kalinya anak panah masih
juga melesat jauh dari sasaran tapi
sebelum Baginda berteriak kegirangan Abu
Nawas mencela duluan
demikianlah gaya Tuan Walikota memanah
Baginda Raja menjadi tidak sabar dengan
aksi Abu Nawas ini ia pun berteriak Hai
Abu Nawas mana gaya memanahmu dengan
santainya Abu Nawas menjawab tenang
Paduka yang mulia gaya hamba tentu lebih
baik
Abu Nawas lalu kembali mengambil sebuah
anak panah ia membidik dan mulai memanah
untuk ketiga kalinya anak panahnya
melesat makin jauh dari sasaran Abu
Nawas kembali berteriak itu tadi gaya
Tuan Hakim memanah mendengar itu Baginda
Raja semakin emosi dibuatnya wahai Abu
Nawas yang aku minta gaya memanahmu
bukan gaya orang lain bentak Baginda
Raja
Abu Nawas nyaris putus asa tapi tetap
menunjukkan wajah lucunya
ini adalah tembakannya untuk yang
keempat Abu Nawas mengambil anak panah
dan mulai membidik beruntung baginya
karena kali ini anak panah secara
kebetulan melesat mengenai sasaran anak
panah menancap di tengah-tengah sasaran
sedangkan anak panah Baginda hanya di
pinggiran saja Abu Nawas pun berteriak
sangat kencang Inilah gaya Abu Nawas
memanah pada gaya Mulia Untuk itu saya
tunggu hadiah dari Paduka Raja kata Abu
Nawas kegirangan
panah menancap di tengah-tengah sasaran
sedangkan anak panah Baginda hanya di
pinggiran saja Abu Nawas pun berteriak
sangat kencang Inilah gaya Abu Nawas
memanah pada gaya Mulia Untuk itu saya
tunggu hadiah dari Paduka Raja kata Abu
Nawas kegirangan
melihat kecerdikan Abu Nawas sang raja
pun tak henti-hentinya tertawa kamu
memang cerdik Abu Nawas kata Baginda
Raja sambil menyerahkan hadiahnya berkat
kecerdikan Abu Nawas kesempatan memanah
yang seharusnya hanya satu kali bisa
menjadi sampai empat kali
cerita berikutnya
diceritakan Hakim kota yang biasa
bertugas diutus Baginda Raja pergi
keluar kota ia diperintah Baginda Raja
untuk mewakili dirinya memenuhi undangan
saat Don Hakim Tengah berada di luar
kota ada dua kasus perkara kejahatan
yang datang bersamaan kasus pertama
adalah seorang pemuda yang membawa lari
anak perempuan tetangganya kasus yang
kedua seorang pencuri membawa lari
keledai milik majikannya
saat Don Hakim Tengah berada di luar
kota ada dua kasus perkara kejahatan
yang datang bersamaan kasus pertama
adalah seorang pemuda yang membawa lari
anak perempuan tetangganya kasus yang
kedua seorang pencuri membawa lari
keledai milik majikannya
masyarakat pun bingung harus kepada
siapa kasus ini disidangkan sedangkan
kedua tersangka sudah ditangkap dan siap
untuk diadili tapi Tuan Hakim yang biasa
bertugas kini sedang berada di luar kota
para warga lalu pergi menuju ke istana
sambil mengarah kedua terdakwa untuk
disidangkan saat itu Baginda Raja Tengah
duduk santai dan berbincang-bincang
dengan Abu Nawas
melihat banyak warga yang datang Baginda
Raja terperanjatan kaget ada masalah apa
ini kenapa kalian mengikat kedua orang
itu tanya Baginda Raja sambil menunjuk
kedua tersangka
Maaf Paduka yang mulia Mereka berdua
adalah tersangka kejahatan Kami ingin
supaya mereka diadili jawab Salah satu
warga
tapi kenapa dibawa ke sini harusnya
Kalian bawa kedua orang itu ke
pengadilan ujar Baginda Raja
Bukankah Tuhan Hakim sedang keluar kota
Lalu siapa yang akan menjadi hakimnya
makanya kami bawa kedua tersangka ini
kemarin supaya lekas dihadiri sahut para
warga
Kalian bawa kedua orang itu ke
pengadilan ujar Baginda Raja
Bukankah Tuhan Hakim sedang keluar kota
Lalu siapa yang akan menjadi hakimnya
makanya kami bawa kedua tersangka ini
kemarin supaya lekas dihadiri sahut para
warga
seketika Baginda Raja tersadar Ia pun
meminta maaf kepada mereka
Baiklah perkara ini saya serahkan kepada
Abu Nawas dia akan menjadi hakim untuk
kalian kebetulan dia sedang ada di sini
Saya yakin Abu Nawas pasti akan membuat
keputusan yang adil tutur Baginda Raja
maka diadakanlah Sidang dadakan yang
bertempat di aula istana dan disaksikan
langsung oleh Baginda Raja sidang
pertama pun dimulai si terdakwa
dipanggil oleh Abu Nawas apa kesalahanmu
tanya Abu Nawas Saya telah membawa lari
anak gadis tetangga Tuan jawab si
terdakwa Kenapa kamu melakukannya tanya
Abu Nawas kembali
kami berdua sama-sama saling mencintai
Tuan tapi oleh orang tuanya tidak
direstui balas terdakwa Abu Nawas lalu
memanggil orang tua Si Gadis untuk
diajaknya berdiskusi bersama dengan si
terdakwa setelah diskusi selesai Abu
Nawas kemudian memutuskan bahwa si
terdakwa dihukum penjara selama 2 hari
kasus pertama pun ditutup dan dianggap
selesai kemudian dilanjut dengan kasus
perkara berikutnya
terdakwa kedua dipanggil oleh Abu Nawas
untuk dimintai keterangan kejahatan Apa
yang kamu lakukan tanya Abu Nawas Saya
telah membawa lari keledai milik majikan
saya tuan jawab si terdakwa untuk apa
kau lakukan itu tanya Abu Nawas
rencananya klik tersebut akan saya
sembelih untuk pesta bersama kawan-kawan
saya jawab sih terdakwa atas perbuatanmu
itu saya putuskan kamu dihukum 2 tahun
penjara kata Abu Nawas
yang kamu lakukan tanya Abu Nawas Saya
telah membawa lari keledai milik majikan
saya tuan jawab si terdakwa untuk apa
kau lakukan itu tanya Abu Nawas
rencananya klik tersebut akan saya
sembelih untuk pesta bersama kawan-kawan
saya jawab sih terdakwa atas perbuatanmu
itu saya putuskan kamu dihukum 2 tahun
penjara kata Abu Nawas
mendengar vonis tersebut terdakwa kedua
protes kepada Abu Nawas ini tidak adil
terdakwa pertama yang jelas-jelas
membawa anak gadis orang hanya dihukum
dua hari sedangkan saya
Yang hanya membawa lari keledai malah
divonis 2 tahun penjara ampun Paduka
yang mulia tapi Paduka yang mulia telah
keliru menunjuk dia menjadi hakim ujar
terdakwa kedua
Baginda Raja sendiri sebenarnya agak
kurang setuju dengan keputusan Abu Nawas
tapi sebelum Baginda Raja ikut
memprotesnya ia ingin mendengar
penjelasan Abu Nawas
wahai Abu Nawas Bisakah kau Jelaskan
dengan keputusanmu itu pintar Baginda
Raja
sejenak Abu
KISAH CERITA ABU NAWAS MENGERJAI SEORANG PERTAPA
Nawas terdiam kemudian ia
menatap terdakwa kedua
jadi begini terdakwa pertama saya vonis
penjara dua hari karena ia bersedia
menikahi gadis yang ia bawa lari dan
orang tua Si Gadis juga sudah
merestuinya kalau kamu bersedia menikahi
keledai yang kamu bawa lari kamu juga
akan saya vonis penjara dua hari seperti
menatap terdakwa kedua
jadi begini terdakwa pertama saya vonis
penjara dua hari karena ia bersedia
menikahi gadis yang ia bawa lari dan
orang tua Si Gadis juga sudah
merestuinya kalau kamu bersedia menikahi
keledai yang kamu bawa lari kamu juga
akan saya vonis penjara dua hari seperti
terdakwa pertama Bagaimana Apa kamu
bersedia tanya Abu Nawas
mendengar penjelasan tersebut spontan
Baginda Raja tertawa terpingkal-pingkal
sementara si tertawa kedua Hanya bisa
pasrah menerima vonis yang dijatuhkan
kepadanya
sampai di sini dulu perjumpaan kita
Semoga anda terhibur wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh