KISAH SANGAT KOCAK ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA
Bloggerbanyumas.com – ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA Assalamualaikum semuanya semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada kita semuanya amin ya robbal alamin dikisahkan Pada suatu hari Abu Nawas hendak melakukan perjalanan pergi ke kampung seberang dengan mengendarai keledainya Ia pun memulai perjalanan yang lumayan jauh hingga sampailah ia melewati sebuah desa dan kala itu suara adzan Dhuhur berkumandang
tak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim Abu Nawas segera mendatangi masjid yang ada di desa tersebut Setibanya di Masjid Abu Nawas
tak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim Abu Nawas segera mendatangi masjid yang ada di desa tersebut Setibanya di Masjid Abu Nawas
langsung
mengambil wudhu dan menunaikan salat
dengan tergesa-gesa
selanjutnya Ia hanya berdoa dengan
bacaan yang pendek kemudian Ia pun
langsung beranjak untuk melanjutkan
perjalanannya
mengambil wudhu dan menunaikan salat
dengan tergesa-gesa
selanjutnya Ia hanya berdoa dengan
bacaan yang pendek kemudian Ia pun
langsung beranjak untuk melanjutkan
perjalanannya
ternyata shalat Abu Nawas yang
tergesa-gesa ini menarik perhatian
seorang ulama yang juga selaku ketua
masjid sang ulama pun segera
menghentikan langkah Abu Nawas yang akan
keluar dari masjid
wahai Tuan salat yang anda lakukan itu
bukan cara yang benar untuk berdoa
kepada Tuhan anda harus mengulanginya
kembali salat dan berdoalah dengan benar
tegur ulama tersebut kepada Abu Nawas
sang ulama mengira kalau Abu Nawas
adalah seorang musafir yang tidak tahu
tentang ilmu agama karena dari
penampilan Abu Nawas tak mencerminkan
seorang ulama sufi yang menguasai ilmu
agama oleh sebab itulah ia merasa
berkewajiban menegurnya agar Abu Nawas
menunaikan salatnya dengan benar
Sedangkan Abu
Nawas sendiri juga berniat
balik menegurnya tapi tentunya dengan
cara yang konyol Abu Nawas pun menuruti
Apa yang diperintahkan sang ulama ia
kembali menunaikan salat agak lama dan
juga membaca doa yang agak panjang
ketika Abu Nawas telah selesai ia segera
beranjak meninggalkan masjid
balik menegurnya tapi tentunya dengan
cara yang konyol Abu Nawas pun menuruti
Apa yang diperintahkan sang ulama ia
kembali menunaikan salat agak lama dan
juga membaca doa yang agak panjang
ketika Abu Nawas telah selesai ia segera
beranjak meninggalkan masjid
sang ulama kembali menghentikannya
sambil berkata sekarang Katakan padaku
Tidakkah Tuhanmu akan lebih menghargai
salat dan doamu yang kedua ini
dibandingkan dengan salat dan doamu yang
pertama dimana kamu melakukannya dengan
tergesa-gesa Abu Nawas menjawab tidak
juga
jawaban Abu Nawas membuat sang ulama
kaget
Kenapa bisa begitu tanya sang ulama
heran kemudian Abu
KISAH SANGAT KOCAK !! ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA
Nawas menjelaskan
meskipun salat dan doaku yang pertama
saya lakukan dengan tergesa-gesa tetapi
setidaknya itu saya lakukan untuk Tuhan
Karena salat pertama yang saya lakukan
meskipun tergesa-gesa tapi kan tidak
meninggalkan syarat sahnya salat
sedangkan sholat dan doa kedua saya itu
saya lakukan untuk anda jawab Abu Nawas
sambil berlalu meninggalkan sang ulama
seketika sang ulama menjadi malu karena
orang yang ia tegur sepertinya lebih
menguasai ilmu agama sang ulama hanya
melihat seseorang dari penampilannya
saja
cerita berikutnya
seringnya Abu Nawas berjalan bolak-balik
masuk hutan membuat dirinya tak
menyadari kalau sepatu yang dipakainya
mulai rusak hingga pada suatu ketika
saat ia berada di tengah hutan untuk
menebang kayu sepatunya sobek dan tak
bisa digunakan Ia pun lalu membuang
kedua sepatunya terpaksa ia berjalan
pulang tanpa menggunakan alas kaki
karena jarak yang ditempuh
meskipun salat dan doaku yang pertama
saya lakukan dengan tergesa-gesa tetapi
setidaknya itu saya lakukan untuk Tuhan
Karena salat pertama yang saya lakukan
meskipun tergesa-gesa tapi kan tidak
meninggalkan syarat sahnya salat
sedangkan sholat dan doa kedua saya itu
saya lakukan untuk anda jawab Abu Nawas
sambil berlalu meninggalkan sang ulama
seketika sang ulama menjadi malu karena
orang yang ia tegur sepertinya lebih
menguasai ilmu agama sang ulama hanya
melihat seseorang dari penampilannya
saja
cerita berikutnya
seringnya Abu Nawas berjalan bolak-balik
masuk hutan membuat dirinya tak
menyadari kalau sepatu yang dipakainya
mulai rusak hingga pada suatu ketika
saat ia berada di tengah hutan untuk
menebang kayu sepatunya sobek dan tak
bisa digunakan Ia pun lalu membuang
kedua sepatunya terpaksa ia berjalan
pulang tanpa menggunakan alas kaki
karena jarak yang ditempuh
lumayan jauh
membuat telapak kaki Abu Nawas menjadi
bengkak
Kenapa dengan kakimu Mengapa tidak pakai
sepatu dan hanya sang istri merasa
prihatin
sewaktu di hutan sepatunya rusak tak
bisa digunakan lagi jadi aku buang saja
Jawab Abu Nawas
aku ada uang simpanan belilah sepatu
baru tutur sang istri wajah Abu Nawas
yang tadinya Murung kini langsung
menjadi ceria Ketika sang istri
memberikannya uang Abu Nawas segera
bergegas ke toko sepatu namun sebelum
berangkat Abu Nawas terlebih dahulu
mengukur kakinya Dengan sehelai jerami
dan menandainya barulah ia pergi ke toko
sepatu yang ada di kota
Sesampainya di toko sepatu Ia lupa
membawa jerami yang tadi digunakan untuk
mengukur kakinya tentu saja hal ini
membuat Abu Nawas kebingungan pasalnya
hari sudah
membuat telapak kaki Abu Nawas menjadi
bengkak
Kenapa dengan kakimu Mengapa tidak pakai
sepatu dan hanya sang istri merasa
prihatin
sewaktu di hutan sepatunya rusak tak
bisa digunakan lagi jadi aku buang saja
Jawab Abu Nawas
aku ada uang simpanan belilah sepatu
baru tutur sang istri wajah Abu Nawas
yang tadinya Murung kini langsung
menjadi ceria Ketika sang istri
memberikannya uang Abu Nawas segera
bergegas ke toko sepatu namun sebelum
berangkat Abu Nawas terlebih dahulu
mengukur kakinya Dengan sehelai jerami
dan menandainya barulah ia pergi ke toko
sepatu yang ada di kota
Sesampainya di toko sepatu Ia lupa
membawa jerami yang tadi digunakan untuk
mengukur kakinya tentu saja hal ini
membuat Abu Nawas kebingungan pasalnya
hari sudah
menjelang sore yang berarti
tidak lama lagi tokoh akan tutup
akhirnya Abu Nawas menemukan solusi ia
menghampiri pemilik toko sepatu dan
berkata Tuan Bisakah Tuan menunggu
barang Sejenak aku akan mengambil
jeramiku yang tertinggal di rumah belum
sempat si klik toko menjawab Abu Nawas
bergegas pulang ke rumah untuk mengambil
jerami pengukur kakinya lalu dengan
tergopoh-gopoh Ia pun kembali lagi ke
toko sepatu tersebut
naasnya waktu sudah hampir malam dan
tokoh yang ia datangi tentu saja sudah
tutup Ia pun akhirnya pulang ke rumah
dengan perasaan kecewa Setibanya di
rumah sang istri bertanya mana
tidak lama lagi tokoh akan tutup
akhirnya Abu Nawas menemukan solusi ia
menghampiri pemilik toko sepatu dan
berkata Tuan Bisakah Tuan menunggu
barang Sejenak aku akan mengambil
jeramiku yang tertinggal di rumah belum
sempat si klik toko menjawab Abu Nawas
bergegas pulang ke rumah untuk mengambil
jerami pengukur kakinya lalu dengan
tergopoh-gopoh Ia pun kembali lagi ke
toko sepatu tersebut
naasnya waktu sudah hampir malam dan
tokoh yang ia datangi tentu saja sudah
tutup Ia pun akhirnya pulang ke rumah
dengan perasaan kecewa Setibanya di
rumah sang istri bertanya mana
sepatunya
katanya mau beli
Abu Nawas Kemudian menceritakan yang
dialaminya mendengar itu sang istri
menjadi heran
bukankah Engkau bisa mengukurnya
langsung pakai kakimu sendiri tanya sang
istri
kamu sama sekali tak mengerti
kesulitanku Kalau dengan jerami ini
ukurannya sangat akurat sedangkan kakiku
tak mudah dipercaya ujar Abu Nawas penuh
percaya diri
cerita berikutnya
dikisahkan kondisi ekonomi keluarga Abu
Nawas sedang mengalami kesusahan Ia pun
berinisiatif mencari pekerjaan untuk
menafkahi keluarganya maka Pergilah Abu
Nawas ke pasar beberapa tokoh sudah ia
datangi hendak melamar pekerjaan namun
tak satupun yang berminat menggunakan
jasa tenaganya
Maaf Abu Nawas tokoh Kami sedang sepi
Jadi kami tak mampu untuk membayarmu
ucap salah satu pemilik toko
hingga waktu menjelang siang Abu Nawas
masih belum juga mendapatkan pekerjaan
dengan perasaan kecewa Abu Nawas
memutuskan balik ke rumah ketika ia
Tengah menyusuri jalanan sepi tiba-tiba
kakinya terantuk
katanya mau beli
Abu Nawas Kemudian menceritakan yang
dialaminya mendengar itu sang istri
menjadi heran
bukankah Engkau bisa mengukurnya
langsung pakai kakimu sendiri tanya sang
istri
kamu sama sekali tak mengerti
kesulitanku Kalau dengan jerami ini
ukurannya sangat akurat sedangkan kakiku
tak mudah dipercaya ujar Abu Nawas penuh
percaya diri
cerita berikutnya
dikisahkan kondisi ekonomi keluarga Abu
Nawas sedang mengalami kesusahan Ia pun
berinisiatif mencari pekerjaan untuk
menafkahi keluarganya maka Pergilah Abu
Nawas ke pasar beberapa tokoh sudah ia
datangi hendak melamar pekerjaan namun
tak satupun yang berminat menggunakan
jasa tenaganya
Maaf Abu Nawas tokoh Kami sedang sepi
Jadi kami tak mampu untuk membayarmu
ucap salah satu pemilik toko
hingga waktu menjelang siang Abu Nawas
masih belum juga mendapatkan pekerjaan
dengan perasaan kecewa Abu Nawas
memutuskan balik ke rumah ketika ia
Tengah menyusuri jalanan sepi tiba-tiba
kakinya terantuk
sesuatu Karena
penasaran Abu Nawas membungkuk dan
mengambilnya
ternyata cuman koin penyok yang sudah
karatan gerutu Abu Nawas kecewa
Meskipun begitu Ia memasukkan koin
tersebut ke dalam sakunya kemudian ia
melanjutkan langkahnya pulang ke rumah
saat ia melewati toko barang antik ia
ditegur oleh si pemilik toko yang
kebetulan adalah sahabatnya Hei Abu
Nawas dari mana mampirlah kemari
mintanya Abu Nawas pun mampir ke toko
sahabatnya itu Ia lalu dipersilahkan
duduk dan diajaknya minum secangkir teh
hangat
dari pagi aku mencari pekerjaan tapi
belum juga aku dapatkan ucap Abu Nawas
membuka obrolan kondisi pasar memang
sedang lesu Abu Nawas kamu sendiri
lihatkan tokoh saya terlihat sepi balas
sahabatnya
Oh iya tadi aku menemukan koin tapi
Kondisinya sudah penyok dan karatan
kalau kamu berminat ambil saja kata Abu
Nawas sambil menyerahkan koinnya
sahabatnya Itu tampak serius mengamati
koin pemberian Abu Nawas
ini kan poin barang antik Abu Nawas
banyak yang
penasaran Abu Nawas membungkuk dan
mengambilnya
ternyata cuman koin penyok yang sudah
karatan gerutu Abu Nawas kecewa
Meskipun begitu Ia memasukkan koin
tersebut ke dalam sakunya kemudian ia
melanjutkan langkahnya pulang ke rumah
saat ia melewati toko barang antik ia
ditegur oleh si pemilik toko yang
kebetulan adalah sahabatnya Hei Abu
Nawas dari mana mampirlah kemari
mintanya Abu Nawas pun mampir ke toko
sahabatnya itu Ia lalu dipersilahkan
duduk dan diajaknya minum secangkir teh
hangat
dari pagi aku mencari pekerjaan tapi
belum juga aku dapatkan ucap Abu Nawas
membuka obrolan kondisi pasar memang
sedang lesu Abu Nawas kamu sendiri
lihatkan tokoh saya terlihat sepi balas
sahabatnya
Oh iya tadi aku menemukan koin tapi
Kondisinya sudah penyok dan karatan
kalau kamu berminat ambil saja kata Abu
Nawas sambil menyerahkan koinnya
sahabatnya Itu tampak serius mengamati
koin pemberian Abu Nawas
ini kan poin barang antik Abu Nawas
banyak yang
mencarinya kemarin saja ada
saudagar kaya datang kemari ia hendak
membeli koin seperti ini begini saja Abu
Nawas kamu sedang butuh uang kan sebagai
imbalannya aku kasih kamu uang 300 Dinar
ucap sahabatnya
kamu serius tanya Abu Nawas kaget ya
iyalah saya serius balas sahabatnya
sambil memberikan uang 300 Dinar setelah
menerima uang tersebut Abu Nawas
buru-buru pamit pulang ia berencana
membeli makanan bagi keluarganya
di tengah jalan Abu Nawas berpapasan
dengan seseorang yang sedang membawa
kambing
terlintaslah di benak Abu Nawas ingin
membeli kambing tersebut untuk dijadikan
hidangan Tapi sayangnya uang yang ia
punya hanya 300 Dinar
kamu berminat membeli kambing ini tanya
orang tersebut
ia tapi uangku cuman 300 Dinar jawab Abu
Nawas
tidak apa-apa aku memang hendak
menjualnya 300 Dinar balas orang
tersebut
akhirnya Abu Nawas berjalan pulang
dengan membawa seekor kambing
dan lagi-lagi ketika ia melewati rumah
saudagar kaya Abu Nawas dipanggilnya
Hai
saudagar kaya datang kemari ia hendak
membeli koin seperti ini begini saja Abu
Nawas kamu sedang butuh uang kan sebagai
imbalannya aku kasih kamu uang 300 Dinar
ucap sahabatnya
kamu serius tanya Abu Nawas kaget ya
iyalah saya serius balas sahabatnya
sambil memberikan uang 300 Dinar setelah
menerima uang tersebut Abu Nawas
buru-buru pamit pulang ia berencana
membeli makanan bagi keluarganya
di tengah jalan Abu Nawas berpapasan
dengan seseorang yang sedang membawa
kambing
terlintaslah di benak Abu Nawas ingin
membeli kambing tersebut untuk dijadikan
hidangan Tapi sayangnya uang yang ia
punya hanya 300 Dinar
kamu berminat membeli kambing ini tanya
orang tersebut
ia tapi uangku cuman 300 Dinar jawab Abu
Nawas
tidak apa-apa aku memang hendak
menjualnya 300 Dinar balas orang
tersebut
akhirnya Abu Nawas berjalan pulang
dengan membawa seekor kambing
dan lagi-lagi ketika ia melewati rumah
saudagar kaya Abu Nawas dipanggilnya
Hai
Abu Nawas sini aku beli kambing
Nanti malam aku mau mengadakan pesta
keluarga ucap saudagar kaya
boleh tapi harganya seribu dinar jawab
Abu Nawas asal-asalan
tanpa diduga saudagar kaya tersebut
menyetujuinya ya sini aku bayar kata
saudagar kaya
dengan senang hati Abu Nawas menjual
kambingnya sebab Ia mendapat untung 700
Dinar maka Pulanglah Abu Nawas dengan
membawa uang seribu dinar sialnya saat
ia hendak masuk rumah Abu Nawas dihadang
sekawanan perampok salah satu dari
mereka mengacungkan pisau belati ke arah
Abu Nawas
berikan uangmu atau Aku akan membunuhmu
ancam si perampok
dengan tubuh gemetaran Abu Nawas
memberikan uang seribu dinar miliknya
sementara Istri Abu Nawas yang melihat
kejadian itu dari balik jendela langsung
keluar dan berteriak Hai apa yang kalian
lakukan
mendengar teriakan tersebut para
Nanti malam aku mau mengadakan pesta
keluarga ucap saudagar kaya
boleh tapi harganya seribu dinar jawab
Abu Nawas asal-asalan
tanpa diduga saudagar kaya tersebut
menyetujuinya ya sini aku bayar kata
saudagar kaya
dengan senang hati Abu Nawas menjual
kambingnya sebab Ia mendapat untung 700
Dinar maka Pulanglah Abu Nawas dengan
membawa uang seribu dinar sialnya saat
ia hendak masuk rumah Abu Nawas dihadang
sekawanan perampok salah satu dari
mereka mengacungkan pisau belati ke arah
Abu Nawas
berikan uangmu atau Aku akan membunuhmu
ancam si perampok
dengan tubuh gemetaran Abu Nawas
memberikan uang seribu dinar miliknya
sementara Istri Abu Nawas yang melihat
kejadian itu dari balik jendela langsung
keluar dan berteriak Hai apa yang kalian
lakukan
mendengar teriakan tersebut para
perampok ini langsung kabur tunggang
langgang
apa yang terjadi engkau baik-baik saja
kan apa yang diambil oleh perampok tadi
tanya sang istri tak ingin membuat
istrinya marah Abu Nawas mengangkat
bahunya dan berkata oh bukan apa-apa
hanya sebuah koin penyok yang kutemukan
tadi pagi Abu Nawas pun berjalan
memasuki rumahnya di dalam rumah Abu
Nawas ditutup termenung ia meratapi
kejadian yang barusan menimpanya mungkin
uang tadi bukan rezeki saya batin Abu
Nawas menghibur diri tak berselang lama
tiba-tiba pintu rumahnya diketuk
seseorang
Abu Nawas beranjak dari tempat duduk dan
membukakan pintu ternyata tamu yang
datang adalah sahabatnya yang
langgang
apa yang terjadi engkau baik-baik saja
kan apa yang diambil oleh perampok tadi
tanya sang istri tak ingin membuat
istrinya marah Abu Nawas mengangkat
bahunya dan berkata oh bukan apa-apa
hanya sebuah koin penyok yang kutemukan
tadi pagi Abu Nawas pun berjalan
memasuki rumahnya di dalam rumah Abu
Nawas ditutup termenung ia meratapi
kejadian yang barusan menimpanya mungkin
uang tadi bukan rezeki saya batin Abu
Nawas menghibur diri tak berselang lama
tiba-tiba pintu rumahnya diketuk
seseorang
Abu Nawas beranjak dari tempat duduk dan
membukakan pintu ternyata tamu yang
datang adalah sahabatnya yang
mempunyai
toko barang-barang antik
Hai Abu Nawas Ada kabar gembira untukmu
poin yang kamu temukan ternyata laku
sampai 10.000 Dinar aku pikir akan lebih
bijak bila hasilnya dibagi dua denganmu
kata sahabatnya
tadi siangkan aku sudah memberimu 300
Dinar dan Ini sisanya 4700 Dinar
silahkan diterima ucap sahabatnya sambil
memberikan uang sisanya
Alhamdulillah Terima kasih kawan balas
Abu Nawas
kesabaran hati saat menerima musibah
pasti akan berbuah kemanisan
cerita berikutnya
karena seringnya Abu Nawas melakukan
kesalahan ia kerap mendapat hukuman dari
Baginda Raja tapi yang membuat Baginda
Raja
toko barang-barang antik
Hai Abu Nawas Ada kabar gembira untukmu
poin yang kamu temukan ternyata laku
sampai 10.000 Dinar aku pikir akan lebih
bijak bila hasilnya dibagi dua denganmu
kata sahabatnya
tadi siangkan aku sudah memberimu 300
Dinar dan Ini sisanya 4700 Dinar
silahkan diterima ucap sahabatnya sambil
memberikan uang sisanya
Alhamdulillah Terima kasih kawan balas
Abu Nawas
kesabaran hati saat menerima musibah
pasti akan berbuah kemanisan
cerita berikutnya
karena seringnya Abu Nawas melakukan
kesalahan ia kerap mendapat hukuman dari
Baginda Raja tapi yang membuat Baginda
Raja
kesal Abu Nawas selalu saja bisa
lolos dari hukuman karena kecerdikannya
dan kali ini Abu Nawas kembali melakukan
kesalahan ia tertangkap tangan oleh
prajurit istana Tengah menenggak minuman
keras dengan sikap para prajurit ini
segera menangkap dan membawanya
kehadapan Baginda Raja
Abu Nawas Abu Nawas kelakuanmu masih
saja tidak berubah selama ini aku sudah
berbaik hati sama kamu Aku sengaja
meloloskanmu dari hukuman karena kamu
selalu berjanji tidak akan mengulangi
tapi kali ini sudah tidak bisa ditolerir
Apapun alasanmu kamu tetap akan saya
hukum ucap Baginda Raja
sementara Abu Nawas hanya terdiam
kepalanya tertunduk tak berani menatap
kira-kira hukuman apa yang pantas
diberikan supaya Abu Nawas kapok dengan
perbuatannya tanya Baginda Raja kepada
penasehat istana
kemudian penasehat istana mengusulkan
Bagaimana kalau Abu Nawas dihukum dengan
cara minum air yang mendidih
lolos dari hukuman karena kecerdikannya
dan kali ini Abu Nawas kembali melakukan
kesalahan ia tertangkap tangan oleh
prajurit istana Tengah menenggak minuman
keras dengan sikap para prajurit ini
segera menangkap dan membawanya
kehadapan Baginda Raja
Abu Nawas Abu Nawas kelakuanmu masih
saja tidak berubah selama ini aku sudah
berbaik hati sama kamu Aku sengaja
meloloskanmu dari hukuman karena kamu
selalu berjanji tidak akan mengulangi
tapi kali ini sudah tidak bisa ditolerir
Apapun alasanmu kamu tetap akan saya
hukum ucap Baginda Raja
sementara Abu Nawas hanya terdiam
kepalanya tertunduk tak berani menatap
kira-kira hukuman apa yang pantas
diberikan supaya Abu Nawas kapok dengan
perbuatannya tanya Baginda Raja kepada
penasehat istana
kemudian penasehat istana mengusulkan
Bagaimana kalau Abu Nawas dihukum dengan
cara minum air yang mendidih
ternyata
usulan tersebut langsung diterima
Baginda Raja
usulanmu bagus sekali saya setuju
denganmu kata Baginda Raja
seketika Abu Nawas langsung pucat pasi
tubuhnya menjadi gemetaran
ampun Paduka yang mulia hamba mohon
keringanan hukuman tinta Abu Nawas
membalas
keputusanku sudah bulat Abu Nawas dan
tak bisa ditawar-tawar balas Baginda
Raja
Abu Nawas tak sanggup membayangkan
betapa Pedihnya rasa sakit yang akan ia
alami bahkan bisa berakibat kematian
Baiklah Paduka kalau itu memang sudah
keputusan Paduka saya terima dengan
berat hati Tapi sebelum saya menjalani
hukuman Izinkan saya menemui istri dan
anak-anak saya untuk berpamitan ujar Abu
Nawas
usulan tersebut langsung diterima
Baginda Raja
usulanmu bagus sekali saya setuju
denganmu kata Baginda Raja
seketika Abu Nawas langsung pucat pasi
tubuhnya menjadi gemetaran
ampun Paduka yang mulia hamba mohon
keringanan hukuman tinta Abu Nawas
membalas
keputusanku sudah bulat Abu Nawas dan
tak bisa ditawar-tawar balas Baginda
Raja
Abu Nawas tak sanggup membayangkan
betapa Pedihnya rasa sakit yang akan ia
alami bahkan bisa berakibat kematian
Baiklah Paduka kalau itu memang sudah
keputusan Paduka saya terima dengan
berat hati Tapi sebelum saya menjalani
hukuman Izinkan saya menemui istri dan
anak-anak saya untuk berpamitan ujar Abu
Nawas
sejenak Baginda Raja terdiam ia heran
dengan kata-kata Abu Nawas
berpamitan Maksudnya bagaimana Abu Nawas
tanya Baginda Raja heran
begini Paduka apabila air mendidih masuk
ke dalam perut bukan hanya lidah dan
bibir saja yang akan melepuh Tapi semua
organ tubuh di dalamnya juga ikut
melepuh tidak menutup kemungkinan saya
akan mati saat itu juga jelas Abu Nawas
sontak Baginda Raja terkejut ia tak
menyadari akan hal itu
Kasihan juga Abu Nawas tapi Masa saya
harus menarik kembali ucapan saya itu
tidak mungkin
martabat saya sebagai raja akan jatuh
pikir Baginda Raja
Baiklah Abu Nawas saya penuhi
permintaanmu sekarang juga Kamu pulang
tapi besok kamu harus sudah ada di
dengan kata-kata Abu Nawas
berpamitan Maksudnya bagaimana Abu Nawas
tanya Baginda Raja heran
begini Paduka apabila air mendidih masuk
ke dalam perut bukan hanya lidah dan
bibir saja yang akan melepuh Tapi semua
organ tubuh di dalamnya juga ikut
melepuh tidak menutup kemungkinan saya
akan mati saat itu juga jelas Abu Nawas
sontak Baginda Raja terkejut ia tak
menyadari akan hal itu
Kasihan juga Abu Nawas tapi Masa saya
harus menarik kembali ucapan saya itu
tidak mungkin
martabat saya sebagai raja akan jatuh
pikir Baginda Raja
Baiklah Abu Nawas saya penuhi
permintaanmu sekarang juga Kamu pulang
tapi besok kamu harus sudah ada di
sini
titah Baginda Raja
Abu Nawas pun lalu undur diri pamit
pulang
sesampainya di rumah Abu Nawas
memberitahu istri dan anak-anaknya
tentang hukuman yang akan ia jalani
itu sama saja dihukum mati Mengapa
Baginda Raja sekejam itu kata istrinya
tak terima
Sudahlah Wahai istriku Bila memang ini
sudah Takdirku untuk mati saya harap
kamu dan anak-anak mengikhlaskan
kepergianku tutur Abu Nawas mereka lalu
menangis sambil berpelukan erat malam
pun semakin larut Abu Nawas masih belum
dapat memejamkan mata ia terus meratapi
nasib yang tengah dihadapinya
namun Ia terus mencari cara bagaimana
supaya bisa lolos dari hukuman
saat Abu Nawas sedang memutar otaknya
tiba-tiba rasa lapar mulai menghinggap
Wahai istriku Adakah makanan yang
tersisa untukku tanya Abu Nawas
saya sudah menyiapkan sop panas di atas
meja tapi sepertinya sekarang sudah
dingin jawab sang istri sudah dingin
Memangnya kapan kamu
titah Baginda Raja
Abu Nawas pun lalu undur diri pamit
pulang
sesampainya di rumah Abu Nawas
memberitahu istri dan anak-anaknya
tentang hukuman yang akan ia jalani
itu sama saja dihukum mati Mengapa
Baginda Raja sekejam itu kata istrinya
tak terima
Sudahlah Wahai istriku Bila memang ini
sudah Takdirku untuk mati saya harap
kamu dan anak-anak mengikhlaskan
kepergianku tutur Abu Nawas mereka lalu
menangis sambil berpelukan erat malam
pun semakin larut Abu Nawas masih belum
dapat memejamkan mata ia terus meratapi
nasib yang tengah dihadapinya
namun Ia terus mencari cara bagaimana
supaya bisa lolos dari hukuman
saat Abu Nawas sedang memutar otaknya
tiba-tiba rasa lapar mulai menghinggap
Wahai istriku Adakah makanan yang
tersisa untukku tanya Abu Nawas
saya sudah menyiapkan sop panas di atas
meja tapi sepertinya sekarang sudah
dingin jawab sang istri sudah dingin
Memangnya kapan kamu
membuat sopnya
tanya Abu Nawas kembali
tadi sewaktu habis Isya ini kan sudah
tengah malam Jadi wajar kalau sopnya
sudah dingin kata sang istri menjelaskan
mendengar itu terbersitlah di otak Abu
Nawas akan ide yang cemerlang tapi Abu
Nawas sengaja tidak memberitahu istrinya
sebab Ia tidak ingin rencananya menjadi
berantakan
setelah menjelang pagi hari Abu Nawas
mengumpulkan para tetangganya ia
memberitahu mereka bahwa dirinya hari
itu akan dihukum mati dan ia meminta
agar para tetangganya ini ikut
bersamanya ke istana berita mengejutkan
ini tentu saja membuat mereka kaget ia
tak menyangka Baginda Raja bisa setega
itu
Abu Nawas tamu kan dekat dengan Baginda
Raja Kenapa tidak minta ampunan darinya
tanya mereka biarlah nasi sudah menjadi
bubur Baginda Raja juga tidak akan
mencabut ucapannya terang Abu Nawas maka
tanya Abu Nawas kembali
tadi sewaktu habis Isya ini kan sudah
tengah malam Jadi wajar kalau sopnya
sudah dingin kata sang istri menjelaskan
mendengar itu terbersitlah di otak Abu
Nawas akan ide yang cemerlang tapi Abu
Nawas sengaja tidak memberitahu istrinya
sebab Ia tidak ingin rencananya menjadi
berantakan
setelah menjelang pagi hari Abu Nawas
mengumpulkan para tetangganya ia
memberitahu mereka bahwa dirinya hari
itu akan dihukum mati dan ia meminta
agar para tetangganya ini ikut
bersamanya ke istana berita mengejutkan
ini tentu saja membuat mereka kaget ia
tak menyangka Baginda Raja bisa setega
itu
Abu Nawas tamu kan dekat dengan Baginda
Raja Kenapa tidak minta ampunan darinya
tanya mereka biarlah nasi sudah menjadi
bubur Baginda Raja juga tidak akan
mencabut ucapannya terang Abu Nawas maka
berangkatlah Abu Nawas ke istana dengan
didampingi Keluarga dan para Tetangga
melihat kedatangan Abu Nawas bersama
orang banyak Baginda Raja pun bertanya
Hei Abu Nawas Kenapa kau bawa orang
banyak sekali apa kehendak melawanku
dengan ekspresi wajah sedih Abu Nawas
menjawab
ampun Paduka Paduka Jangan salah paham
mereka semua adalah tetangga saya Paduka
Mereka ingin melepas kepergian saya
Baginda Raja pun tidak keberatan hal itu
Baiklah Abu Nawas Apakah kau siap
menjalani hukuman tanya Baginda Raja
saya siap Paduka silahkan bawa kemari
air mendidihnya balas Abu Nawas lalu
beberapa prajurit istana membawakan
bejana yang berisi air mendidih
kehadapan Abu Nawas sekarang kamu minum
air mendidih itu Abu Nawas kita Baginda
Raja
siap Paduka yang mulia Tapi sebelumnya
ijinkan saya meminta maaf dan berpamitan
kepada keluarga saya dan para tetangga
minta Abu Nawas Oh silahkan ucap
didampingi Keluarga dan para Tetangga
melihat kedatangan Abu Nawas bersama
orang banyak Baginda Raja pun bertanya
Hei Abu Nawas Kenapa kau bawa orang
banyak sekali apa kehendak melawanku
dengan ekspresi wajah sedih Abu Nawas
menjawab
ampun Paduka Paduka Jangan salah paham
mereka semua adalah tetangga saya Paduka
Mereka ingin melepas kepergian saya
Baginda Raja pun tidak keberatan hal itu
Baiklah Abu Nawas Apakah kau siap
menjalani hukuman tanya Baginda Raja
saya siap Paduka silahkan bawa kemari
air mendidihnya balas Abu Nawas lalu
beberapa prajurit istana membawakan
bejana yang berisi air mendidih
kehadapan Abu Nawas sekarang kamu minum
air mendidih itu Abu Nawas kita Baginda
Raja
siap Paduka yang mulia Tapi sebelumnya
ijinkan saya meminta maaf dan berpamitan
kepada keluarga saya dan para tetangga
minta Abu Nawas Oh silahkan ucap
KISAH SANGAT KOCAK !! ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA
Baginda
Raja
kemudian Abu Nawas menghampiri istri dan
anak-anaknya suara tangis istri dan
anak-anak Abu Nawas pun pecah
orang-orang yang hadir pun ikut bersedih
tak terasa air mata Baginda Raja juga
ikut menetes sebenarnya Baginda Raja
tidak tega tapi ia tak mungkin
membatalkan hukuman sang istri begitu
erat memeluk Abu Nawas seakan-akan tidak
ingin berpisah lalu Abu Nawas
menghampiri satu persatu tetangganya Ia
menyampaikan permintaan maaf dan
berpamitan karena banyaknya tetangga
yang ikut hadir tentu saja memakan waktu
yang cukup lama hingga tak terasa air
mendidih yang ada di dalam bejana
Raja
kemudian Abu Nawas menghampiri istri dan
anak-anaknya suara tangis istri dan
anak-anak Abu Nawas pun pecah
orang-orang yang hadir pun ikut bersedih
tak terasa air mata Baginda Raja juga
ikut menetes sebenarnya Baginda Raja
tidak tega tapi ia tak mungkin
membatalkan hukuman sang istri begitu
erat memeluk Abu Nawas seakan-akan tidak
ingin berpisah lalu Abu Nawas
menghampiri satu persatu tetangganya Ia
menyampaikan permintaan maaf dan
berpamitan karena banyaknya tetangga
yang ikut hadir tentu saja memakan waktu
yang cukup lama hingga tak terasa air
mendidih yang ada di dalam bejana
menjadi dingin setelah Abu Nawas selesai
berpamitan ia segera mengambil air di
bejana dan meminumnya sampai habis tentu
saja Abu Nawas tidak mengalami suatu
apapun sebab air yang ada di dalam
bejana sudah menjadi dingin
Paduka yang mulia saya sudah menjalani
hukuman ijinkan saya pulang minta Abu
Nawas
melihat hal itu Baginda Raja menjadi
bengong
Hei Abu Nawas Bukankah Saya menyuruhmu
minum air mendidih tanya Baginda Raja
benar Paduka tapi air di bejana itu kan
tadinya mendidih Jangan salahkan saya
kalau air itu menjadi dingin Saya hanya
melakukan apa yang seharusnya saya
lakukan jawab Abu Nawas
berkat kecerdikannya inilah akhirnya Abu
Nawas kembali lolos dari hukuman maut Ia
pun dipersilahkan pulang oleh Baginda
Raja bersama anak istri dan para
Tetangga
sampai di sini dulu perjumpaan kita
Semoga anda terhibur
wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
berpamitan ia segera mengambil air di
bejana dan meminumnya sampai habis tentu
saja Abu Nawas tidak mengalami suatu
apapun sebab air yang ada di dalam
bejana sudah menjadi dingin
Paduka yang mulia saya sudah menjalani
hukuman ijinkan saya pulang minta Abu
Nawas
melihat hal itu Baginda Raja menjadi
bengong
Hei Abu Nawas Bukankah Saya menyuruhmu
minum air mendidih tanya Baginda Raja
benar Paduka tapi air di bejana itu kan
tadinya mendidih Jangan salahkan saya
kalau air itu menjadi dingin Saya hanya
melakukan apa yang seharusnya saya
lakukan jawab Abu Nawas
berkat kecerdikannya inilah akhirnya Abu
Nawas kembali lolos dari hukuman maut Ia
pun dipersilahkan pulang oleh Baginda
Raja bersama anak istri dan para
Tetangga
sampai di sini dulu perjumpaan kita
Semoga anda terhibur
wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh